Kaki Gunung Salak, Suatu Pagi

Entah kenapa
tiap kali menatap langit pagi,
kau teringat kata-kata ini:

“Kita lahir terlalu pagi
untuk terlambat mati..”

Kau tau, en, kata-kata itu terdengar seperti ungkapan penyesalan
dari mereka yang tak mampu mengubah keadaan

Dan terkadang, ketika kita tak bisa mengubah keadaan,
bukan berarti kita bisa berdamai dengan kenyataan

sementara yang lain akan bilang,

“Lihatlah pagi apa adanya, bukan apa yang seharusnya..”

mungkin yang sebenarnya terjadi adalah ini:
tiap zaman menciptakan paginya sendiri

tapi di hari-hari ini
orang mungkin terlalu bergegas untuk sekadar mengingat embun pagi

atau sebaliknya, mereka akan bilang,
tak ada kata terlalu pagi untuk mengingat mati. Entahlah.

yang pasti ini pagi, en
dan kita masih di sini
jalanan masih hijau
udara bening dan
air masih dingin
juga angin

pagi ini doa terasa lebih hening

(Maret-April 2013)

DSC_0070-ed3

DSC_0149-ed3

DSC_0216-ed3

DSC_0252-ed3

DSC_0228-ed3

DSC_0224-ed3

Jejak Luka

Untuk N

Ini kali ada masa
mungkin pernah dia bertanya
pada air, pada mata
pada mantra yang tersisa
pada segala yang tampak serupa
tapi tak pernah sama
langit yang itu-itu juga

Berita hari ini
sesal hari kemarin
seolah luput dari jangkauan

dan ingatan letih di pojok sana
perlahan hadir
seperti hendak bercerita tentang getir
: jejak luka manusia

(Mei 2011)