Pulang

Di ruang tunggu bandara seperti ini
selalu melintas tanya seolah seketika,
ke mana orang-orang akan datang dan pergi, an?
Mereka si orang asing berkulit putih, hitam, berwarna, lalulalang bersama bayang cahaya

apa arti asing dan berwarna sebenarnya?
apa arti tanah air, an, bagi mereka yang tak punya negeri asal?

Sementara gunung Lokon di depan sana
diliputi awan tipis, diam dalam dingin keanggunan misteri

Dan langit senja berpelangi ini, seolah mengundang diri untuk bertanya,
benarkah setiap orang selalu punya tempat untuk pulang?

(18 Juli 2012)

Pada Ngiang yang Tenggelam

Pada ngiang yang tenggelam dalam ruang

Dengan senyumnya dia akan berkata perlahan,
“Kembalikan padaNya, an.
Pada yang menghidupkan dan mematikan.
Pada yang punya kuasa atas segala.
Pada yang tak pernah kehilangan apa-apa.”

Selimut duka sederhana

(Juli 2012)