Mendung itu
sederhana tanpa nama
seperti senyummu
seluas diamku
seperti kemarahanmu
juga sedalam sedihku
(Desember 2012)
Seperti non-fiksi
Sifatmu terhadap orang lain adalah periang sekali. Tapi dirimu yang asli adalah pendiam, tidak merasakan apa-apa.
Jika kau dan aku bertemu, mungkin di awal-awal obrolan kita akan terasa tak bertepi, seperti perjalanan jauh ke dalam diri. kau dan aku selalu menemukan hal untuk dibicarakan. Entah awal itu seberapa lama.
Lalu lama-lama kita akan terdiam lama. Bukan bosan seperti yang mungkin aku tuduhkan padamu. Tapi justru di saat diam itulah kau terbuka kepadaku. Saat obrolan kita tak lagi berbentuk kata-kata, bisa jadi saat itu aku tau apa yang kau katakan meski hanya dari memandang kedalaman matamu..
Ini malam. Seperti hujan kemarin.
Sepanjang malam, an.
Sepanjang ingatan yang diam.
Tiap hujan punya jejaknya sendiri.
Jejak lupa yang kelam.
(Maret 2012)
Ada ruang yang terbentuk dari diam
dari sisa-sisa malam yang coba diredam dan dipendam
Semuanya kelam
Seperti matahari yang tenggelam pelan-pelan, dalam diam
Diam yang paling diam
(okt’11)
Malam selalu berteman dengan diam
Tapi badai bisa menyusup diam-diam
Di sini, di dalam sini
Coba kau rasakan sendiri..kau dengar gemuruhnya?
(Okt’11)