Sehat Itu Murah, Sehat Itu Bahagia (Resensi)

sehat itu murah2Bagi sebagian orang kesehatan mungkin bukanlah segala-galanya. Tapi segalanya bukan apa-apa tanpa kesehatan.

Buku menarik dan penting ini memuat petunjuk-petunjuk praktis yang bisa dilakukan sehari-hari tentang bagaimana menjalani gaya hidup sehat yang murah. Dengan buku ini juga sang penulis benar-benar menempatkan profesi dokter pada kedudukannya semula, yaitu mengobati orang sakit dan terutama mencegah orang jatuh sakit. Tentu bukan sebuah pandangan yang populer, karena itu sama artinya dengan mengurangi penghasilan dokter dan rumah sakit.

Buku ini ditulis dengan bahasa yang renyah, sederhana, dengan kalimat yang mudah dipahami orang awam. Pilihan katanya pun berasa “nyastra”. Inilah keunikan dan kelebihan buku ini. Seperti yang ditulis di hlm 75:

“Gaya hidup yang salah menelurkan jiwa yang galau, rohani yang sumbang, dan mental yang beku. Orang zaman sekarang kelihatannya saja sehat, namun di dalamnya kebanyakan gundah-gelisah. Hidup berkecukupan, namun tak merasa berbahagia. Segala punya, namun merasa hidupnya tak bermakna. Penyakit hidup tak bermakna menyusutkan rasa sentosa kita.”

Tak heran karena dokter ini juga suka menulis puisi sejak SMA hingga sekarang. Bahkan Antologi puisinya yang terakhir “ Sajak-sajak Pergi Berjalan Jauh” sudah terbit tahun 2006. Sebelum masuk ke halaman Daftar Isi di buku ini pembaca pun sudah disambut dengan sebuah puisi yang dipersembahkan penulis untuk keluarganya tercinta.

-baca selanjutnya->